Sementara sebagian guru memberi penguatan kerohanian bagi siswa, sebagian guru lain dan tenaga kependidikan sy ajak belajar memanfaatkan awan untuk menyimpan data penting. Kami menggunakan OneDrive.
Komputer kita bisa saja hilang, rusak, harddisk hangus, data penting harus segera di-backup. Data kertas kita bisa saja terbakar, basah, hanyut seperti kami yang rawan banjir. Sy ajak guru untuk scan data penting, jadikan image atau pdf. Lalu kami menyimpannya di awan.
Manajemen data kami pilah dua folder utama, akses pribadi dan akses bersama. Akses pribadi hanya untuk backup data penting sendiri, sementara akses bersama merupakan data yang selain diri sendiri bisa mengakses juga dapat diakses oleh Kepala Tata Usaha dan Kepala Sekolah. Sehingga jika ada data yang harus segera, Kepala Tata Usaha dapat langsung mencetak dan meminta legalisasi dari Kepsek. Sementara Kepsek juga dapat mengakses data pembelajaran untuk monitoring guru saat mengajar, tak perlu teriak2 minta RPP atau perangkat ajar lainnya.
Pelan2 kami mengurangi kertas, memanfaatkan data tanpa kertas dan tentu saja valid karena yang masukkan data, guru atau tendik yang bersangkutan. Jika ke depan banyak lemari yang tidak perlu kami buat untuk menyimpan kertas, biaya lemari bisa saja kami manfaatkan untuk kegiatan peningkatan kompetensi siswa.
Kami menggunakan OneDrive, sebuah ruang penyimpanan dari Microsoft 365. Kapasitas penyimpanan di sini sebesar 5TB, logikanya sebanyak penyimpanan 5 laptop. Semua guru, tendik dan siswa di SMA Negeri 1 Matangkuli dapat gratis.
Bukan hanya untuk penyimpanan data, ke depan kami akan manfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, sebelumnya kami sudah gunakan untuk pemilihan ketua OSIS tanpa menggunakan kertas.
Mari ajak anak2 kita mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Matangkuli yang pendaftarannya boleh tanpa kertas di tiny.cc/daftar-sman1matangkuli
SMA Negeri 1 Matangkuli bervisi Islami, Teknologi dan Inovasi
Matangkuli, 12 April 2022
Pak Khai
Microsoft Innovative Education Expert
Pemikiran yang luar biasa. Sukses selalu buat Pak Khai.
BalasHapusPosting Komentar